Memahami aspek penilaian studi kelayakan bisnis menjadi langkah yang harus dilakukan oleh seorang pebisnis. Hal ini mengingat dalam menjalankan bisnis seringkali melibatkan berbagai macam pihak. Mulai dari pebisnis itu sendiri, investor, bank sampai lingkungan tempat bisnis itu didirikan. SKB biasanya dilakukan dengan tujuan agar resiko akibat kebijakan yang diambil dapat ditekan menjadi lebih kecil.

Umumnya, beberapa orang melakukan studi kelayakan pada usaha dengan menilai dari aspek hukum terlebih dahulu. Namun, tidak menutup kemungkinan hal tersebut bisa dilakukan setelah aspek lain terpenuhi. Adapun aspek hukum didahulukan karena mengingat sebelum membuka usaha diperlukan perizinan dan persyaratan lain. Nah, berikut ini deretan aspek dalam penilaian studi kelayakan bidang usaha atau bisnis.

Aspek Penilaian SKB Yuridis

Aspek di dalam melakukan penilaian studi kelayakan dalam bidang usaha diperlukan pemisahan jenis-jenis usaha yang dijalankan. Aspek penilaian studi kelayakan bisnis Ini penting dilakukan mengingat selama ini bisnis dibagi menjadi dua macam. Keduanya digolongan berdasarkan badan usahanya dan orang-orang yang terlibat dalam bisnis tersebut. Berikut adalah bentuk usaha di Indonesia yang dapat dilihat dari sisi yuridisnya.

  1. Badan Usaha Perseorangan

Usaha ini termasuk usaha yang dikelola oleh seseorang dan mendapat pengawasan. Pemilik usahanya akan mendapatkan keuntungan namun juga menanggung resiko yang muncul sewaktu-waktu.

  1. Firma

Firma bisa digolongkan menjadi kumpulan usaha yang dikelola bersama. Aktivitas pada firma menjadi tanggung jawab sendiri dan bersama. Termasuk bila terjadi kerugian maka setiap anggotanya harus bertanggung jawab.

  1. CV atau Perseroan Terbatas

Perseroan Terbatas lebih mengarah pada persekutuan yang mewajibkan anggotanya untuk menyetorkan uang meski jumlahnya tidak sama. Usaha ini terbentuk dari beberapa orang.

Aspek Penilaian SKB dari Pemasaran  

Aspek penilaian studi kelayakan bisnis selanjutnya ialah dari segi pemasaran dan pasar usaha itu sendiri. Kedua hal tersebut saling berkaitan satu sama lain karena tingkat ketergantungannya yang tinggi. Singkat kata, kegiatan pasar yang terjadi selalu diikuti dengan aktivitas pemasaran. Sementara itu, segmentasi pasar dibuat dengan mempertimbangkan 4 hal. Berikut adalah aspeknya.

  1. Segmentasi pasar harus dibuat berdasarkan geografis
  2. Segmentasi pasar harus dibuat berdasarkan psikografis
  3. Segmentasi pasar harus dibuat berdasarkan perilaku konsumen
  4. Segmentasi pasar harus dibuat berdasarkan demografis

Aspek Penilaian SKB dari Dampak Sosial

Aspek penilaian studi kelayakan bisnis juga dilihat dari dampak sosial yang dihasilkan dari adanya aktivitas bisnis. Dampak sosial perlu dianalisa berdasarkan lingkungan tempat bisnis didirikan, target market, kelayakan produk, kepuasan konsumen sampai SDM yang bekerja dalam usaha tersebut. Berikut adalah beberapa aspek penilaian yang perlu menjadi pertimbangan dalam mendirikan usaha.

  1. Standarisasi dari produk yang dibeli.
  2. Porsi yang signifikan sehingga harga beli stabil.
  3. Keuntungan rata dari produk yang dibeli atau dijual.
  4. Resiko keuangan yang muncul dari produk yang dibeli.
  5. Penting tidaknya produk yang ditawarkan kepada pembeli.
  6. Kemungkinan pembeli memilih opsi berintegrasi ke pemasok.
  7. Tinggi rendahnya switching cost dalam sebuah bisnis .
  8. Laju lambat tidaknya pertumbuhan industry.
  9. Besar kecilnya rintangan yang dihadapi perusahaan.
  10. Jumlah pesaing dalam melakukan aktivitas bisnis.

Selain beberapa aspek di atas, aspek lain yang juga perlu mendapat perhatian yaitu dari sisi manajemen, ekonomi dan sosial serta aspek operasional dan teknis. Semua aspek tersebut menjadi penilaian dalam sebuah bisnis. Layak tidaknya sebuah bisnis yang dijalankan bisa dianalisa dengan memperhatikan deretan aspek penilaian studi kelayakan bisnis di atas.